ADAKAH KADIPATEN ANDELAN?

Java’s Oosthoek selalu menarik untuk dikulik sejarahnya. Selain gado-gado Lamajang Tigangjuru-Kadhaton Wetan-Wirabhumi yang selalu disamakan dengan Kerajaan Balambangan, walaupun sebenarnya tidak sama.

Ternyata ada satu lagi yang bisa mengobrak-abrik pemahaman kita selama ini tentang Ujung Timur Jawa.

Kita dapat memulai selancar dengan membuka sumber primer Sejarah Majapahit, Nāgarakṛtāgama.

Dalam Nāgarakṛtāgama pupuh 28 diceritakan kunjungan Maharajadiraja Sri Rajasanagara Dyah Hayam Wuruk di Patukangan tahun 1359, disebutkan bahwa para penguasa (Mantri) dari Bali, Madura, dan Balumbung hadir menghadap.

“Pira teki lawas nira ri Patukangan, para mantra ri Bali, ri Madhura datan, ri Balumbungandelanika karuhun, sayawaksithi wetan umarek apupul.”

Artinya; “Selama beberapa lama di Patukangan, para menteri dari Bali, dari Madura, dan dari Balumbung Andelan Sang Maharaja itu, seluruh menteri dari Jawa Timur datang menghadap dan berkumpul.”

Nāgarakṛtāgama pupuh 28

Perbandingan Cara Penulisan

Menurut Hadi Sidomulyo alias Nigel Bullough, ada satu daerah lagi yang terlupa dari amatan para sejarawan sehingga tidak disebutkan dalam setiap tafsir sejarah mereka. Daerah itu adalah Andelan.

Perhatikan kalimat “ri Balumbung Andelan ika karuhun” di atas. Kalimat tersebut ditulis dengan cara yang beragam oleh beberapa orang. seperti;

1. Dalam buku Nāgarakṛtāgama nya I Ketut Riana sebagaimana dikutip di atas, di sana tertulis “ri Balumbungandelanika Karuhun” (Terutama dari Balungbungan andalan Baginda).
2. Dalam buku Kakawin Nagarakertagama yang disusun oleh Damaika, dkk ditulis “ri Balumbunan Andelan ika Karuhun” (Dari Balumbungan, yang merupakan andalan Sang Maharaja itu).
3. Dalam Buku Saku berudul Saduran Negarakertagama yang bersumber dari karya Slamet Muljana ditulis terjemahannya saja, yakni “Dari Balumbung, andalan baginda”.
4. Dalam Buku Tafsir Sejarah Nagara Kretagama karya Slamet Muljana ditulis “Dari Balumbung, kepercayaan Baginda”.

Rata-rata kata “Andelan” selama ini selalu diartikan sebagai “Andalan/Kepercayaan” sehingga penerjemahannya selalu dijadikan pelengkap dari kata di depannya yakni “Balumbung atau Balumbungan” menjadi “Balumbungan Andalan Baginda”.

Jadi, kata “Andelan” dalam Nāgarakṛtāgama 28: 1, biasa dipahami untuk menunjukkan bahwa Balumbung adalah Andalan Sang Raja Hayam Wuruk.

Opsi Baru dari Hadi Sidomulyo

Namun Hadi Sidomulyo memiliki pandangan lain tentang kata “Andelan” tersebut. Dia menduga bahwa Andelan adalah nama salah satu daerah juga sebagaimana Bali, Madura, dan Balumbung.

“Andelan disebutkan dalam kisah ‘Calon Arang’ sebagai tempat terakhir yang dilalui oleh Mpu Bharada sebelum menyeberang ke Bali dari Banyuwangi…

“Dapat diperkirakan bahwa Andelan terletak di ujung timur Pulau Jawa, berdampingan dengan Balumbungan.

Hadi Sidomulyo

Didukung Peta Tahun 1893

Dugaan ini diperkuat dengan keterangan dalam peta kolonial yang diterbitkan tahun 1893, dimana masih dapat kita temukan nama Andelan I dan Andelan II yang kini bisa dikatakan meliputi Kecamatan Wongsorejo di Banyuwangi Utara.

Saat ini nama Andelan menjadi nama Dusun Andelan (Andelan I) dan Dusun Andelan Kidul (Andelan II) di Desa Sumberkencono, Kec. Wongsorejo, Banyuwangi.

Jika benar bahwa Andelan adalah nama suatu wilayah sebagaimana Bali, Madura, dan Balumbung, maka Andelan yang disebutkan dalam Nāgarakṛtāgama pupuh 28 bisa jadi adalah nama daerah ini, dan buka bermakna Andalan, sebagaimana banyak ditafsir selama ini.

Dengan demikian ada empat Mantri yang menghadap Hayam Wuruk di Patukangan, yaitu; Mantri dari Bali, Mantri dari Madura, Mantri dari Balumbung, dan Mantri dari Andelan.

Atau karena kata Andelan tidak didahului dengan kata penunjuk tempat “ri” (di), maka bisa juga Andelan adalah bagian dari Balumbung (ri Balumbung-Andelan).

Contoh seperti nama Nederlans(ch)-Indie dimana Hindia/Indie adalah bagian dari Nederlans(ch)/Belanda, atau salah satu nama negara Eropa; Bosnia-Herzegovina, dimana Herzegovina adalah bagian dari Bosnia.

Kapan Andelan Bergabung dengan Balambangan?

Identifikasi kata Andelan sebagai nama suatu wilayah, pertama kali Penulis dapatkan dari Hadi Sidomulyo dalam bukunya Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca yang bersandar pada keterangan Serat Calon Arang.

Dengan memahami bahwa Andelan adalah nama suatu wilayah, maka nama Andelan yang disebutkan dalam Nāgarakṛtāgama pupuh 28 bisa bermakna daerah ini, dan buka bermakna ‘Andalan’, sebagaimana banyak ditafsir selama ini.

Ketika Mas Sembar kemudian mendirikan ibukota baru-nya di wilayah Sadeng/Puger yakni di Bhumi Sambara. Mas Sembar kemudian meluaskan wilayah dengan menggabungkan Andelan dalam kekuasaannya.

Kesimpulan

Kerajaan Balambangan didirikan oleh Mas Sembar sebagai hasil penggabungan dari beberapa Kadipaten bekas wilayah Kerajaan Majapahit di Ujung Timur Jawa yang tercerai-berai setelah peristiwa Kudeta oleh Sang Muggwing Jinggan tahun 1478.

Sementara kata “Andelan” melahirkan tiga tafsir:

1. Pertama, sebagaimana tafsir umumnya bahwa “Andelan” memang bermakna Andalan. Jadi Balumbung adalah andalan Prabu Hayam Wuruk.
2. Kedua, karena tidak ada kata “ri” (di) di depan nama Balumbung, bisa jadi “Andelan” adalah bagian dari Balumbung yakni Kadipaten Balumbung-Andelan.
3. Ketiga, Andelan adalah nama Kadipaten tersendiri di sebelah utara Kadipaten Balumbung dan kelak ditaklukkan oleh Mas Sembar.

Namun jika tafsir dari Nigel Bullough ini salah, maka kita kesampingkan saja.

Bahan Bacaan: Aji Ramawidi, 1478 Runtuhnya Majapahit dan Berdirinya Balambangan; Prapanca, Nāgarakṛtāgama; I Ketut Riana, Nāgarakṛtāgama; Slamet Muljana, Saduran Nagarakertagama; Slamet Muljana, Tafsir Sejarah Nagara Kretagama; Hadi Sidomulyo, Napak Tilas Perjalanan Mpu Prapanca; Yuliadi Soekardi dan U. Syahbudin, Calonarang; IGM Warsika, Bali Kuno; dan KITLV.