HUBUNGAN LUMAJANG DENGAN BALAMBANGAN

Lumajang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, yang merupakan bagian dari wilayah Kerajaan Balambangan.

Kabupaten yang memiliki motto Amreta Brata Wira Bhakti ini mempunyai julukan Kota Jaran Kencak.

Nama Lumajang berasal dari “Rumah Hyang” atau rumah para dewa. Atau bisa juga nama tempat “Lamajang” dalam prasasti Mula Malurung, Negarakertagama, Pararaton, Kidung Harsawijaya, Naskah Bujangga Manik, Serat Babad Tanah Jawi, Serat Kandha, Babad Sembar, dll.

Lamajang dalam Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah prasasti tertua yang menyebut keberadaan “Nagara Lamajang”. Prasasti yang berangka 1177 tahun Saka ini diterbitkan oleh Raja Kertanegara dari Singasari.

Pada lempengan VII halaman A prasasti ini memuat nama Nararya Kirana yang dijadikan raja di Lumajang.

Menurut prasasti tersebut penetapan itu terjadi pada tahun 1177 Saka, yang sesuai dengan tanggal 14 Dulkaidah 1165 tahun Jawa atau tanggal 15 Desember 1255 Masehi.

Hari Jadi Lumajang

Mengingat cukup meyakinkan bahwa pada 1255 M itu “Negara Lamajang” sudah merupakan sebuah negara yang berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur.

Oleh karena itu ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990.

Hubungannya dengan Balambangan

Dalam sejarahnya, wilayah ini sangat berhubungan dengan sejarah Kerajaan Balambangan.

Namun bukan berarti Nararya Kirana dg Nagara Lamajang-nya dan atau Arya Wiraraja dg Lamajang Tigangjuru-nya adalah sama dengan Balambangan. Tidak.

Hubungan Lamajang dg Balambangan bermula karena Raja kedua Balambangan, Bima Koncar (Menak Koncar VI) yang berkuasa antara tahun 1489-1501, memerintah dari kota tersebut.

BACA JUGA  Hindu-Buddha di Balambangan

de Graaf dalam Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa menulis:

“Lumajang di sebelah selatan Probolinggo, rupanya juga sudah dikuasai oleh raja Balambangan yang perkasa itu.”

de Graaf

Perebutan Hegemoni Lamajang

Lamajang lepas dari kekuasaan Balambangan karena direbut oleh Panembahan Hanyakrakusuma Mataram, lalu oleh Surabaya-Pasuruan, dan terakhir oleh Untung Surapati. Kemudian kembali ke pangkuan Balambangan hingga ditaklukkan VOC-Belanda tahun 1767.

Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Lumajang diturunkan menjadi hanya berstatus Distrik (setingkat kecamatan) di bawah Kabupaten Probolinggo.

Kemudian pada tahun 1886 statusnya dinaikkan menjadi Afdeeling (setingkat kabupaten), kepala pemerintahannya adalah seorang Patih Afdeeling.

Tahun 1929 sistem pemerintahan di Lumajang dinaikkan lagi statusnya menjadi Kabupaten, dengan kepala pemerintahannya seorang Bupati.

Selamat HARJALU ke-767, 2022

#sejarahlumajang #lumajang #harjalu767 #sejarahblambangan #sejarahjawa #bravo_balambangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You May Also Like