Apakah Benar, Kerajaan Balambangan Pernah Menjadi Tempat Pelarian Raja Majapahit?
- Raja Majapahit Terakhir Meninggal di Istana (jika yang ditanyakan adalah peristiwa tahun 1478), karena dalam Pararaton (1613) pada Bab XVIII jelas disebutkan; “…bhre prabhu sang mokta ring Kadhaton i caka sunya-nora-yuganing wong, 1400.”
- Girindrawardhana Dyah Ranawijaya (jika yang ditanyakan adalah peristiwa tahun 1498), Batara i Kling III (1486-1498) ini dikudeta oleh Guste Pate. Kemungkinan dia lari ke Panarukan dan menuju Pulau Bali dengan melintasi wilayah Balambangan. Tapi masalahnya dia bukan raja Majapahit melainkan raja Keling.
- Batara Vigiaya/Batara Wijaya/Brawijaya (jika yang ditanyakan adalah peristiwa tahun 1527), Dalam beberapa sumber, raja ini disebutkan lari ke Ngobaran; “Kemudian Sang Prabu membuat Prapen untuk membakar diri. Setelah api menyala berkobar-kobar, Dewi Lowati dan Sang Prabu melompat ke dalam api.”
Apakah Benar, Kerajaan Balambangan Pernah Ditaklukan Kerajaan-kerajaan Bali?
Mendes Pinto (1509-1583) dalam Paregrinacam : “Bali adalah sebuah pulau (yang) tergantung pada Kerajaan Demak Jawa, tetapi memberontak di sekitar tahun 1546 atau sesudah Sultan Trenggana mangkat di Panarukan.
J.J. Meinsma mengatakan;“Nalika Adiwijaya jumeneng ratu ing Pajang, Blambangan lan Panarukan kabawah ratu agama Syiwah ing Blambangan, kang uga mbawahake Bali lan Sumbawa.”
Watu Renggong: menurut David Stuart-Fox dalam A Study of Balinese Religion and Society; “Dalem Baturenggong baru dikenal sepenuhnya dari sumber yang cukup banyak di kemudian hari (pada abad ke-18).”
Apakah Benar, Kerajaan Balambangan Pernah Ditalukkan Kesultanan Mataram?
Coba bandingkan ini: Mataram menyerang Madura; 1624-1625 (berhasil), Mataram menyerang Surabaya; 1620-1625 (berhasil), Mataram menyerang Batavia; 1628-1629 (gagal), dan Mataram menyerang Balambangan; 1635, 1638-1639, dan 1647 (gagal).
B.J.O Schrieke mengatakan; “Mataram tidak pernah berhasil mengembangkan pengaruhnya sampai ke daerah Banyuwangi yang sekarang ini, tetapi hanya daerah-daerah yang berada di luar daerah Banyuwangi yang berkali-kali beralih ke Mataram.”
PP. Roorda van Eysinga mengatakan;“Tetapi Blambangan masih tetap tidak dapat dianggap sebagai daerah yang sudah ditundukkan. Pengaruh dari seorang raja yang jauh tempatnya (Mataram) dari Blambangan ternyata tidak berlaku di sini.”
Apakah Benar, Di Balambangan Juga Pernah Muncul Perlawanan Terhadap Kolonialis Belanda? Jika Pernah, Kapan Itu dan Siapa Saja Tokohnya?
Perhatikan daftar berikut ini:
- Perang Kabakaba melawan Kolonial (27 Pebruari 1767 s/d 31 Maret 1767)
- Perang Wilis melawan Kolonial (18 Pebruari 1768 s/d 28 Mei 1768):
- Perang Rempeg melawan Kolonial (Juli 1771 s/d Desember 1771):
- Perang Jagalara (Pebruari 1772 s/d Juni 1772)
- Perang Keboundha (Oktober 1772)
- Perang Sayu Wiwit dan Gagak Baning, Januari 1773
- Perang Surawijaya dan Sindhu Brama di Nusabarong, 1777
Kenapa Kerajaan Balambangan Hilang Tak Berbekas?
Bukan tak berbekas ya. Kita masih banyak bisa melihat bekasnya di Semboro (di Jember), Kedhawung (Paleran Umbulsari Jember), Macanputih (di Kabat) dan Ardja Balambangan (di Muncar) Banyuwangi, dll.
(Bersambung ke Bagian 4)
1 comment